Kamis, 14 Januari 2016

LUKMAN HADI LUKITO, HARTA BERHARGA DAN PUTRA BATANG YANG INSIRATIF DAN KREATIF


Karya Tulis Esai Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai Sejarah Tingkat Nasional HIMA Sejarah UNNES 2015





Disusun oleh :
MUHAMMAD HARRY PRAYOGA
XII A.MIPA



SMA NEGERI 1 BATANG
Jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang 51211
2015

PENGESAHAN


            Karya esai tentang Tokoh Muda Inspiratif Indonesia dalam Kanca Sejarah yang berjudul Lukman Hadi Lukito, Harta Berharga dan Putra Batang yang Inspiratif dan Kreatif ini telah diteliti dan disahkan untuk mengikuti Lomba Esai Esai Sejarah Tingkat Nasional HIMA Sejarah UNNES 2015 pada :
Hari                  : Selasa
Tanggal            : 20 Oktober 2015
Tempat : SMA Negeri 1 Batang
Oleh                 :





Kepala SMA Negeri 1 Batang                                      Pembimbing Karya Esai           






Siti Ismuzaroh, S. Pd., M. Pd                                        Bambang Indriyanto,S.Pd
NIP. 197007081994122001                                        NIP. 195809081984031008




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Esai yang berjudul Lukman Hadi Lukito, Harta Berharga dan Putra Batang yang Inspiratif dan Kreatif dengan  lancar.
Karya Esai ini tentunya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis sehingga Karya esai ini dapat diselesaikan dengan baik, yaitu kepada:
1.      Ibu Hj. Siti Ismuzaroh, S.Pd., M.Pd., selMas Lukman kepala  SMA  Negeri 1 Batang;
2.      Bapak Bambang Indriyanto,S.Pd, selMas Lukman pembimbing karya esai;
3.      Petugas Perpustakaan SMA Negeri 1 Batang atas pinjaman buku-buku untuk referensi karya tulis ilmiah ini;
4.      Dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam penulisan karya esai ini masih banyak yang perlu disempurnakan. Untuk itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan karya selanjutnya. Semoga karya esai ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak.

                                                                                   





Muhammad Harry Prayoga




LUKMAN HADI LUKITO, HARTA BERHARGA DAN PUTRA BATANG YANG INSIRATIF DAN KREATIF


            Lukman Hadi Lukito lahir di Pucungkerep, yaitu sebuah perkampungan kecil di pinggir jalur pantura Kecamatan Subah Kabupaten Batang yang terkenal dengan Alas Roban nya. Pada 3 Februari 1992 ia dilahirkan dan tumbuh besar hingga sekarang ini. Mas Lukman biasa ia dipanggil, adalah Putra Batang yang kini terjun kedalam dunia sosial dalam bidang sejarah. Ia juga merupakan kakak sepupu dari Bapak saya. Ayah Mas Lukman dan ayah saya merupakan kakak adik. Dalam lingkungan keluarga mereka, Mas Lukman biasa dipanggil Mas Luki.  Dari SMK ia sudah aktif dalam dunia sosial dan ke-organisasian seperti Osis. Dinamika keluarga, lingkungan, dan keadaan menjadikannya tetap teguh dalam menjalani hidup. Oleh karena itu, Mas Lukman  terus dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan trobosan baru ketika masalah yang dihadapi tak pernah kunjung membuahkan hasil.
            Kehebatannya dalam berorganisasi membuatku semakin takjub dengan apa yang dilMas Lukmankan Mas Lukman. Tak jarang banyak orang juga sering memuji bahkan mengenalnya, baik dari kalangan pejabat sampai guru. Kreativitasnya selalu terasah melalui rangkaian perjalannya hingga sekarang. Itulah yang menyebabkan saya menjadikan Mas Lukam menjadi idola yang notabenenya adalah kakak sendiri.
Batang adalah tempat dimana Mas Lukman dilahirkan. Ketika orang luar daerah mendengar kata itu mereka merujuk ke salah satu nama kota di Kepulauan Riau. Sangat menggemaskan dan menyulut emosi. Dan ketika akan mengenalkan daerah ini harus memberikan embel - embel Pekalongan Kota Batik. Kenapa harus menyebutkan Pekalongan padahal Batang yang akan dikenalkan. Masalahnya kita sendiri apakah sudah yakin mengenal Batang?
Saat Mas Lukman pertama kali di Jogja, Mas Lukman pernah mencoba mengenalkan daerah Batang. Semua orang memiliki cerita tentang daerahnya. Dan Mas Lukman sendiri bingung, hanya Sigandu yang abrasi, Agrowisata Pagilaran yang tak maksimal, dan Ujungnegoro yang sebentar lagi tak seperti dulu yang bisa Mas Lukman ceritakan. Itupun tak mendetail sehingga masih dianggap sama dengan daerah lain.
Ketika itu muncul pertanyaan apa yang menjadi khas Kabupaten Batang? Saat itu Mas Lukman melihat tayangan Ring of Fire yang dilakukan oleh 1 keluarga menggunakan sepeda motor keliling Indonesia untuk mengenalkan anaknya bahwa Indonesia kaya budaya. Sepintas ini mungkin saja dillakukan di Kabupaten Batang yang belum terdata dengan rapi potensinya. Dari hal itulah, Mas Lukman ingin mengenalkan daerah Batang sedikit demi sedikit.
Sumpahnya untuk negeri menjadikannya bersemangat untuk membangun daerah Batang. Pada Oktober 2011 adalah langkah awal Mas Lukman untuk membuka jalan kegiatan kepemudaan di Kabupaten Batang. Saat itu Mas Lukman mengumpulkan beberapa teman yang siap untuk menjadi panitia Batang Gallery 2011.
Batang Gallery 2011 adalah kegiatan yang mementaskan aktifitas kreatif pemuda Kabupaten Batang. Pada saat itu Batang Expo tidak menampakkan hidungnya sama sekali. Sehingga mereka berinisiatif ada kegiatan alternatif namun dalam lingkup kepemudaan sebagai aset daerah. Batang Gallery 2011 rencanya diadakan 29 dan 30 Oktober 2011 dengan kegiatan lomba foto potensi daerah.      Beberapa pihak telah dihubungi, termasuk sang penguasa saat itu. Mereka telah membicarakan masalah hadiah untuk para pemenang antara lain piala dan uang pembinaan. Kala itu beliau menyanggupinya. Dan Panitia hanya mencari dana tambahan sebagai operasional kegiatan. Namun ternyata kegiatan mereka bertepatan dengan masa kampanye pilkada yang menjadikan  sang penguasa susah dihubungi karena tengah sibuk mengurusi partainya. Mereka tak dapat berbuat banyak, hanya penyesalan yang diterima untuk dapat mengkondisikan peserta yang telah mendaftarkan diri. Mereka menundanya hingga waktu yang belum ditentukan.                                                                                                    Akhirnya Mas Lukman mengirimkan 33 paket proposal dan permohonan bantuan pendanaan ke berbagai kementrian, pemda, dan perusahaan. Dari usaha itu Mas Lukman menerima surat dari Kementrian Pariwisata bahwa belum ada paku anggaran. Nilai bantuan yang keluar dari semua pengajuan adalah 2 juta. Itu hanya mampu untuk menghandle keuangan hadiah peserta dan administrasi serah terima. Itupun hadiah yang seharusnya 1 juta menjadi 500ribu, 750ribu menjadi 300ribu, dan 500ribu menjadi 200ribu. Sungguh disayangkan akan tetapi itulah yang dapat dilakukan panitia. Kemudian piala didapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang sebanyak 1 set padahal janjinya adalah 2 set. Bantuan juga didapat dari Dewan Kesenian Daerah untuk operasional.                  Kemudian tanggal ditentukan bulan April 2012. Tawaran datang dari seorang teman bahwa kegiatannya band ingin digabung dengan kegiatan Batang Gallery. Kemudian muncul ide-ide untuk memasukkan komunitas Parkour dan komunitas BMX dalam kegiatan itu. Konsep kemudian diubah total dan pendanaan tidak dapat diubah. Entah kenapa temanku yang menawarkan kegiatan itu (Musa Aljazumar) memiliki ide cemerlang dalam hitungan hari dapat mendatangkan pendanaan dari sponsor. Akhirnya kegiatan diadakan pada tanggal 21 dan 22 April 2013 di SMK Negeri 1 Batang.                                                           Saat itu ada pro dan kontra yang menjadikan SMK N 1 Batang kacau dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam ijin penggunaan tempat memang dengan jelas mereka melaksanakan mulai jam 14 waktu pulang sekolah. Akan tetapi para siswa merasa tertarik untuk berkeliaran menonton stand yang telah dibuka. Padahal untuk pementasan band dan dance baru dimulai sore hari. Pada saat itu Mas Lukman dipanggil oleh waka. Mereka meminta untuk membayar penggunaan infrastruktur. Akan tetapi Mas Lukman dapat meyakinkan bahwa semua baik baik saja.                                                                                                                              Mereka menghadirkan Pak Tri Ba'do dan Mas Afif sebagai juri. Mereka melakukan penilaian dengan kesederhanaan display foto yang ada. Setelah penilaian mereka sengaja menjamu juri dan bercerita dengan mereka. Saat dengan Pak Tri Ba'do Mas Lukman bercerita banyak dan disanalah mereka menceritakan masalah mereka dari cerita sang penguasa sampai masalah harus membayar infrastruktur. Ketika mereka hendak memberikan sedikit uang untuk transport, Pak Tri bertanya apakah untuk pelaksanaan kegiatan ini sudah cukup? Mas Lukman menjawab apa adanya dan ternyata uang itu malah dikembalikan untuk dipergunakan pelaksanaan.
Saat itu pula Mas Lukman menangis dan merasakan satu-satunya orang yang peduli dalam kegiatan ini atas nama pribadi dan Dewan Kesenian Daerah. Saat itu Mas Lukman sadar bahwa akan banyak orang yang membantu kegiatan-kegiatan lain kedepan. Mas Lukman berharap bahwa tidak ada kegiatan kepemudaan lain yang sifatnya membangun bukan untuk kepuasan tersendiri yang dihalangi oleh pendanaan. Semoga ini dapat dijadikan referensi ketika suatu saat ada calon pemimpin yang akan maju dalam pertaruhan nama untuk menyongsong kemerdekaan.
Gallery Photo Kabupaten Batang yang sebelumnya pernah menyelenggarakan Batang Gallery 2012 mencoba mengangkat kegiatan sejenis dengan nama Ekspedisi Batang. Ekspedisi Batang 2012 ini mengangkat tema "Mengenal Lebih Dekat Kabupaten Batang". Perencanaan mulai digarap 2 bulan sebelumnya dengan berbagai publikasi diantaranya Pameran Dadakan di Jalan Veteran pada malam Jum'at Kliwon yang saat itu ada acara Bupati Batang Mendengar dan Pameran Minggu Pagi.
Mereka mencoba mengajak peserta untuk bergabung bersama berkeliling Batang untuk mencari tahu Kabupaten Batang akan tetapi hanya ber 5 yang berangkat. Pada saat itu target yang akan dicapai adalah 21 tempat dalam 4 hari. Namun hanya 3 hari yang dapat dilaksanakan dikarenakan capek dan perbekalan habis.
Saat itu mereka juga membawa proyektor Bupati untuk melaksanakan sosialisasi dan pemutaran film di setiap mereka menginap. Pada saat hari ketiga mereka kembalikan kepada pak Bupati dan pada saat itu mereka bertemu dan ditanyai sudah selesai kegiatannya? mereka jawab bahwa seharusnya 4 hari akan tetapi dikarenakan kita capek dan perbekalan habis sehingga wilayah Kecamatan Gringsing dan Blado sebelah selatan tidak dapat dicapai. Oleh Bupati saat itu mereka disuruh untuk berangkat kembali keesokan harinya dan diberikan uang perbekalan. Dengan ketentuan potensi yang telah didokumentasikan harus dipamerkan di Batang Expo 2012.
Mereka kemudian menyelesaikan itu semua dan pada Batang Expo mereka memamerkannya. Saat itu Bupati juga heran dengan temuan kita, ternyata banyak yang belum diketahuinya. Masyarakat luas juga merasa kagum bahwa Batang ternyata memiliki segudang potensi yang belum dimaksimalkan. Disitulah kita dapat memetakan masalah sebenarnya adalah ketidaktahuan.
Ketidaktahuan menjadikan orang tidak memiliki bahan cerita. Semua orang lebih mengerti Pekalongan sebagai kota Batik. Dan begitu juga para pemuda yang tidak tahu Batang lebih memilih menyebut Pekalongan. Oleh sebab itu kegiatan Ekspedisi Batang dan sejenisnya perlu digerakkan karena sangat penting untuk menciptakan pemuda daerah yang tahu daerahnya.
Satu tahun yang lalu tim Batang Gallery yang terdiri dari (Mas Lukman, Mas Vicky, Muh Syafiudin, dan Danny) mengikuti lomba Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat Kabupaten Batang. Mereka mengangkat konsep penerapan Aplikasi Pengenalan Cagar Budaya Kabupaten Batang.
Sebulan sebelumnya, Mas Lukman mendapatkan informasi dari sebuah forum dan teman jejaring sosial lainnya. Mas Lukman sebenarnya sudah memiliki Sistem Informasi Pengolahan Data Cagar Budaya Kabupaten Batang yang pernah menjadi judul kerja praktik di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang. Mas Lukman telah membuatnya hingga produknya sudah siap. Dalam setiap kegiatanku apapun kalo bisa dapat memberikan hal yang lebih baik untuk lingkunganku. Mas Lukman mengalami kesulitan ketika ingin mencari data cagar budaya, begitu juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang yang kadang kualahan untuk mengolah data tersebut. Sehingga Kerja Praktik ku saat itu adalah menyelesaikan masalah itu.
Setelah itu sukses dan mendapat kabar adanya lomba Krenova Kab Batang 2014. Mas Lukman menyerahkan program yang sudah Mas Lukman buat kepada Muh Syafiudin untuk dikonversi menjadi Aplikasi berbasis Android dengan maksud agar dapat portabel dibawa kemana - mana sehingga Pelajar dan Masyarakat Kabupaten Batang dapat dengan mudah belajar dan langsung ketempat cagar budaya berada.
Muh Syafiudin meminta desain kepada Danny untuk layout dan kemudian diproses oleh Muh Syafiudin menjadi sebuah aplikasi. Beberapa kali mengalami perombakan dan kemudian terakhir adalah masalah ikon. Dikarenakan akan dipublikasi maka Mas Lukmann harus disesuaikan agar masyarakat mengerti. Dalam ilmu Interaksi Manusia dan Komputer ikon sangat berpengaruh agar dapat dikatakan user friendly. Disinilah terjadi perombakan ikon utama yang harus diselesaikan semalam sesuai kebutuhan Muh Syafiudin.
Mas Lukman tanpa konfirmasi ke Danny, karena posisinya di Jogja kita butuh koordinasi cepat maka saya gantikan dengan membuatkan ikon dan terpilihlah candi sebagai wakil dari cagar budaya yang jelas apabila orang melihat candi maka akan berpikir benda sejarah dan sebagainya.
Saat lomba mereka menjelaskan tentang aplikasi. Namun Mas Lukman pikir semua orang yang memiliki ilmu software development dapat membuatnya. Mas Lukman mencoba cari cara agar aplikasi yang mereka buat tidak dapat dibuat orang lain. Ketika itu Mas Lukman terpikir tentang data. Perlu diketahui bahwa data yang mereka miliki sering kali diminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang dan BAPPEDA Kabupaten Batang. Dari sinilah mereka meyakinkan bahwa proses pengumpulan data inilah yang menjadi nilai lebih.
Pada tanggal 19 September 2014 mereka mendapatkan informasi bahwa mereka juara 1. Disinilah Mas Lukman tersenyum bahwa passion yang dicari sejak 2008 mulai ada manfaatnya. Semoga aplikasi ini bermanfaat untuk Masyarakat Batang. Anda bisa download gratis di www.batangggallery.or.id
Pada saat pembukaan Batang Expo 2014 mereka menerima penghargaan dari Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Senyumannya menyambar. Mungkin dalam hatinya "kok wong iki neh :D" maklum dari tahun 2012 sejak kepemimpinannya menang pilkada, mereka mendekat untuk meyakinkan bahwa mereka tidak main - main untuk kegiatan ini. Namun beliau baru percaya saat - saat ini ketika mereka menelusuri Kabupaten Batang, Juara Krenova, dan kegiatan nasional lainnya.
Pada tahu 2013, Mas Lukman mendapatkan informasi jalan pemimpin. Menurut dia, jalan pemimpin diperuntukan bagi perorangan yang dianggap pionir muda yang telah bergerak bersama komunitasnya paling sedikit enam bulan berjalan dan memiliki program yang akan digarap. Jalan pemimpin hadir sebagai wadah yang memberi kesempatan bagi para pionir muda itu untuk belajar langsung selama satu tahun dari para pemimpin saat ini, melalui metode mentoring.
Mas Lukman kebetulan mengangkat tema Desa Budaya sebagai inisiatif mengembangkan Kabupaten Batang sebagai daerah pesisir yang memiliki peradaban tua, ditandai dengan ditemukannya Prasasti Sojomerto dan lainnya. Karena itu, daerah ini sangat cocok untuk media pembelajaran dan pengembangan wisata budaya.
Karena terpilih dalam 19 besar, dia dan konsep yang diusungnya berkesempatan untuk mendapatkan fasilitasi langsung dari tokoh nasional. Dari 19 mentor yang ada, Mas Lukman mendapatkan jatah mentor CEO PT Sumberdaya Sewatama, Hasto Kristiyono.
Selama satu tahun ke depan, dia akan mendapatkan mentoring langsung dari Mas Hasto Kristiyono guna mengembangkan Desa Budaya di Batang. Ini kesempatan mahal yang wajib saya manfaatkan secara optimal demi pengembangan Batang.
Dijelaskan Mas Lukman, pengembangkan proyek desa budya ditujukan guna memberikan kesadaran ke masyarakat tentang pentingnya pelestarian budaya. Selain itu, dalam jangka panjang desa budaya juga merangsang masyarakat untuk menjadikan potensi budaya yang dimiliki agar bernilai ekonomi. Untuk kepentingan tersebut, lanjut dia, selama setahun ini dirinya akan mempersiapkan SDM dan pihak terkait. Kedua, menyelesaikan pembuatan paguyuban desa budaya. Ketiga, menciptakan paradigma sadar budaya. Hasil karya 19 orang selama setahun nantinya akan dijadikan buku. Mudah-mudahan, kesempatan itu tidak hanya bermanfaat baginya, tetapi terutama masyarakat Batang.
Itulah beberapa penjabaran mengenai perjalanan Mas Lukman dalam bidang sejarah yang sangat menginspirasi bagi saya pribadi. Dari beberapa sesuatu yang pernah dilakukannya yaitu disaat Mas Lukman mengikuti jalan pemimpin. Dapat kita lihat bahwa hanya 19 orang yang dapat mendapatkan kesempatan tersebut dari seluruh pemuda Indonesia. Apalagi dapat membawa nama daerah kita sendiri Kabupaten Batang khususnya sektor wisata. Yang notabenenya belum banyak orang mengetahuinya. Semoga penulisan ini dapat memotivasi bagi siapapun yang membaca agar dapat memilih motivator yang layak bagi kita untuk menjadi patokan apa yang kita cita-citakan. Dan semoga dari penulisan saya ini dapat menemukan Mas Lukman Mas Lukman lainnya di Indonesia khususnya di Kabupaten Batang.

Daftar Pustaka

Hadi Lukman Lukito.2015.Panduan Wisata Kabupaten Batang.Batang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
http://autobiografilukman.blogspot.com

http://luckypunya.blogspot.com




Catatan Perjalanan
                                                                                                 Bambang Indriyanto

Telah kutempuh
ribuan kilo meter selama puluhan tahun tanpa keluh
meniti pelangi, menikmati panas mentari
di sela sela semilir angin  aroma  melati
mengiringi langkah diri.

Musim berganti, petinggi silih terganti
Waktu cepat berlalu bagaikan panah lepas dari busurnya
Adakah kau merasakannya ?

Sementara pohon kelapa di depan rumah mulai mengering
Tanah dasar rawa mulai gersang
Anak berkembang mengikuti hukum alam
Lahir, hidup dan sesudahnya mati

Jarak yang jauh dan lama kutempuh
Akan terasa nikmat bila kita jauh dari mengeluh
Musibah dan barokah sama saja nikmatnya
Jika kita  arif mensyukurinya

Hanya satu yang tetap ada dalam lingkaran kehidupan
Istiqomah menjaga amanah
Serta pasrah menerima pemberianNya.

Bila catatan kutulis sebagai puisi
Mungkin sudah menjadi sebuah antologi

Bila aku bisa membatik,
catatan akan menjadi batik warna warni
yang menjadi pakaian istriku
aku tidak tahu kapan catatan perjalanan ini  berlalu.

Batang, 30 Oktober 2014


Rabu, 01 Oktober 2014

Peristiwa Sejarah Kotaku


PERISTIWA 3 OKTOBER 1945 DI PEKALONGAN SEBAGAI SALAH SATU SEJARAH LOKAL
Oleh :
Bambang Indriyanto, S.Pd.
A. PENDAHULUAN
Sejarah lokal dikatakan sebagai bentuk penulisan sejarah dalam lingkup terbatas yang meliputi suatu lokalitas tertentu ( I Gde Widja 1989 ). Jadi obyek sejarah lokal adalah sejarah daerah tertentu baik sejarah ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Peristiwa 3 Oktober 1945 adalah salah satu sejarah lokal di Pekalongan, yang berupa peristiwa dengan tema revolusi yang terjadi pada awal proklamasi di Pekalongan.
Peristiwa bersejarah ini merupakan momen herois masyarakat Pekalongan menyambut proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
Permasalahan yang timbul dalam peristiwa ini adalah usaha pengambilalihan kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang di Pekalongan. Namun perundingan yang diadakan di Markas Kempetai yang sekarang menjadi Masjid Syuhada Pekalongan, mengalami kegagalan karena berubah menjadi pertempuran antara masyarakat Pekalongan dengan pihak Jepang.
B. SEKITAR PROKLAMASI DI PEKALONGAN
Seperti halnya di daerah lain di Indonesia, rakyat Pekalongan merasakan penderitaan akibat pendudukan Jepang. Permerasan bidang sosial, budaya dan ekonomi serta politik terasa sekali bagi masyarakat.Penderitaan fisik dan mental seperti kekurangan pangan, kekurangan bahan pakaian dan pengerahan masa untuk romusha sangat dirasakan.Pendenitaan ini terjadi antara tahun 1942 -1945, dan berakhir dengan kekalahan Jepang terhadap Sekutu. Berita kekalahan Jepang ini tak disia – siakan bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya.Cita - cita ini terkabul ketika Soekarno – Hatta memproklamasikan RI Tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Jakarta.
Gaung proklamasi tersebar di penjuru tanah air,meskipun pemerintahan pendudukan Jepang merahasiakan proklamasi tersebut.
Di Pekalongan suasana 17 Agustus 1945 tenang - tenang saja.Isu kemerdekaan mulai ada, meskipun belum jelas dan hanya ada dalam taraf bisik - bisik saja, karena takut kepada Jepang yang masih bersenjata lengkap.
B Suprapto, karyawan Sendenbu Pekalongan dua hari setelah proklamasi kemerdekaan datang dari Jakarta mengabarkan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta telah memproklamasikan negara Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945,serta berpesan agar Angkatan Muda untuk menyebarluaskan berita proklamasi, bersikap waspada serta siap menghadapi segala kemungkinan.
Dengan dibantu pemuda-pemuda pengurus BPKKP ( Badan Penolong Keluarga Korban Perang ), yang diakui oleh Jepang berperan penting dalam penyiaran berita proklamasi di daerah Pekalongan, sehingga rakyat Pekalongan dimana-mana memperbincangkan proklamasi.
Kegembiraan rakyat Pekalongan terhadap proklamasi kemerdekaan RI diwujudkan dalam sikap penuh kegembiraan, hilangnya ketakutan terhadap Jepang serta dengan bangga memakai lencana merah putih yang terbuat dari kain. Di pihak Jepang berita prokiamasi ini tetap dirahasiakan. Baru Tanggal 22 Agustus 1945 di kantor Syucho Pekalongan bahwa tentara Sekutu akan datang, dan Jepang sendiri tak menyinggung proklamasi kemerdekaan RI,apalagi menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada bangsa Indonesia.
Pada tanggal 28 Agustus 1945 di Pekalongan terbentuk Komite Nasional. Indonesia Daerah Karesidenan Pekalongan.Ketua KNID Pekalongan adalah Dr Sumbaji. Pengurus KNID Pekalongan menganjurkan suatu Badan Kontak yang terdiri dan wakil – wakil aliran politik masyarakat, dengan tujuan menampung aspirasi rakyat, agar segala tindakan bisa manunggal. dan terkoordinasi, sebab sejak Pendudukan Jepang partai politik dilarang.Setelah dimintakan saran dan Mr Besar, yang menjabat sebagai Fuku Syuchokan di Pekalongan, kesimpulannya Badan kontak formal tak perlu dibentuk. Namun kontak dan koordinasi diserahkan kepada Badan Eksekutip KNID Pekalongan yang telah memiliki legalitas. Selain itu untuk tidak menimbulkan kecurigaan dan pihak Jepang.
Anggota Eksekutip KNID Pekalongan:
1. Dr Sumbaji Ketua
2. Dr Ma’as wakil ketua
3. R Suprapto anggota
4. Kromo Lawi anggota
5. A Kadir Bakri anggota
6. Ky H Moh Ilyas anggota
7. Jauhar Arifin anggota
8. S Wignyo Suparto anggota
C. PERUNDINGAN DENGAN PIHAK JEPANG
Kelompok BPKKP, Kelompok KNID, dan Angkatan Muda yang diwakili pemuda Mumpuni dan Margono Jenggot, selalu berunding di kantor BPKKP (sekarang bekas kantor DeppenKodya Pekalongan).ini merupakan kegiatan rutin, konsultatif untuk merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil sesuai perkembangan.
Pertemuan antar kelompok wakil-wakil masyarakat Pekalongan memutuskan untuk berunding dengan pihak Jepang sesuai dengan diktum proklamasi yakni hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya . Untuk keperluan pengambilalihan kekuasaan ini diputuskan agar Mr Besar. Dr Sumbaji dan Dr Ma’as menghadap Syuchokan untuk mengadakan perundingan tentang pengambilalihan kekuasaan di Pekalongan.
Suasana di Pekalongan semakin memanas dan pihak Jepang akhirnya tidak menolak untuk berunding dengan tokoh-tokoh Pekalongan. Perundingan ditetapkan tanggal 1 Oktober 1945 jam 10.00 di kantor Syucho. Namun secara mendadak pihak Jepang minta perundingan ditunda dua hari karena situasi yang gawat di Semarang. Usul Pengunduran dirundingkan bersama di rumah Mr Besar dengan angkatan muda dan akhirnya ditentukan :
Ø Perundingan ditetapkan 3 Oktober 1945 jam 10.00 pagi di markas Kempetai.
Ø Para anggota delegasi Indonesia terdiridari Mr Besar, dan anggota Eksekutip KNI
Ø Ketua delegasi ditentukan Dr Sumbaji.
Ø Tuntutan dari pihak Indonesia terdiri dari 3 pasal, yakni :
1. Pemindahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada pihak Indonesia di laksanakan dengan damai dan secepatnya.
2. Diserahkan semua senjata yang ada ditangan Jepang baik yang ada di Kempetai, Keibitai, maupun ditangan Jepang sakura kepada pihakIndonesia.
3. Memberi jaminan kepada pihak Jepang, bahwa mereka akan dilindungi, diperlakukan dengan baik, dan dikumpulkan menjadi satu di markas Keibitai. (sekarang Kantor Bappeda Kodya Pekalongan). Sampai dan termasuk socitet delectatio, dan Handelsbank.
Mundurnya perundingan digunakan sebaik-baiknyaoleh para pemuda untuk mengerahkan massa mengikuti jalannya perundingan di markas Kempetai yang sekarang menjadi gedung Pemuda di Jl. Pemuda Pekalongan.
D. PERUNDINGAN 3 OKTOBER 1945 DI MARKAS KEMPETAI
Sejak pagi hari masyarakat Pekalongan berbondong bondong membanjiri depan markas Kempetai dan sekitar taman KebonRojo di sekitar Jl. Pemuda Sekarang, untuk mengikuti jalannya perundingan antara tokoh masyarakat Pekalongan dengan pihak Jepang mengenai pengambilalihan kekuasaan pemerintahan dan tangan Jepang. Sampai pukul 09.30 masyarakat telah membanjiri sekitar tempat perundingan tersebut. Mereka berikat kepala dan lencana merah putih dan senjata seadanya,seperti kelewang, arit parang, pentungan kayu. bahkan ada yang membawa minyak tanah untuk membakar markas Kempetai.
Pukul 09.45 delegasi Indonesia dengan berjalan kaki dari rumah Mr Besar menuju markas Kempetai.Mereka dielu-elukan massa dengan teriakan “Hidup Republik Indonesia, jangan mundur dari tuntutan.Hidup wakil-wakil rakyat Pekalongan “Rombongan diantar sampai gerbang markas Kempetai dengan sorakan dan teriakan massa“ Jangan mau tawar, Jangan mundur dari tuntutan.Berhasilah, kami menunggu. Kami tidak akan bubar sebelum bapak-bapak kembali, kembali dengan selamat “.
Pemuda Rahayu dan Bismo dengan berani menancapkan bendera merah putih di atap markas Kempetai,dalam rangka mengobarkan semangat rakyat. Sementara tokoh ulama yang bernama kyai H. Syafei memimpin dan mengerahkan massa rakyat. Pada saat itu juga para pemuda menyandera orangJepang Sakura ( Jepang yang ditugasi urusan sipil ) maupun lainnya kurang lebih 15 orang di ruangan kantor Syucho yang tak begitu luas. Mereka dijaga puluhan pemuda dengan senjata yang bermacam-macam. Ancaman pemuda adalah akan membunuh tawanannya bila perundingan gagal.
Tepat pukul 10.00 pagi perundingan dimulai.Meja disusun leter U.Pihak Jepang duduk dalam satu baris menghadap ke barat. terdiri dari :
1. Tokonami ( Syuchokan )
2. Kawabata ( Kempetaicho )
3. Hayashi ( Staf Kempetai )
4. Horizumi ( penterjemah )
Sedangkan delegasi Indonesia ada dalam dua baris terdiri dan baris utara dan selatan. Deret sebelah utara adalah :
1. Mr Besar 2.Dr Sumbaji 3.Dr Ma’as
Deretan selatan adalah :
1. R Suprapto 2. Kadir Bakri 3. Jauhari arifin
Anggota Eksekutif KNI yakni Kromo Lawi, Kyai Moh Ilyas sampai perundingan dimulai ternyata tidak hadir.
Mr Besar membuka perundingan dengan terlebih dahulu memperkenalkan delegasi Indonesia dilanjutkan mengemukakan maksud kedatangan dan tujuan mengadakan perundingan dengan pihak Jepang.Pihak Jepang menyambut dengan pertanyaan mengapa pihak Indonesia datang dengan membawa massa yang banyak ? karena hal ini akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Dr Sumbaji selaku ketua delegasi menyatakan perlunya tindak lanjut setelah adanya proklamasi kemerdekaan, yakni terlaksananya pemindahan kekuasaan dan pemerintah Jepang kepada Indonesia dengan damai , serta disampai kan tuntutan 3 pasal dengan harapan Jangan sampai terjadi insiden yang dapat mengorbankan rakyat banyak.
Tokonami menjawab bahwa, pemerintah Bala Tentara Dai Nippon sudah mendengar adanya proklamasi yang dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tanggal 17 Agustus1945 di Jakarta, namun di daerah ini pemenintah Dai Nippon tidak bisa menerima keinginan pihak Indonesia karena pihaknya masih berkewajiban menjaga status quo yang ada demi kepentingan , keamanan dan keselamatan rakyat. Pihak Jepang memahami tuntutan delegasi Indonesia, tetapi pihaknya terikat dengan Sekutu bahwa sebelum ada instruksi dan Dai Nippon di Jakarta , pihaknya ada instruksi dan Dai Nippon di Jakarta , pihaknya masih bertanggungjawab untuk mempertahankan status quo. Kemudian Dr Maas angkat bicara, bahwa sebenarnya tentang pemindahan kekuasaan sudah tiada persoalan lagi,karena Jendral Terauchi telah berjanji waktu bertemu Bung Karno di Bangkok akan memerdekakan Indonesia. Bukankah sekarang sudah tepat pada waktunya ? Seorang Kempetai melaporkan bahwa ada wakil pemuda yang akan bertemu Dr Sumbaji. Setelah diijinkan, Mumpuni dan Margono berbicara langsung dengan Dr Sumbaji dengan nada keras : “Sudahkah perundingan selesai ? jangan terlalu lama rakyat tidak sabar menunggu.
Ketika penterjemah Jepang sedang rneneterjemahkan Pembicaraan Dr Sumbaji, sekonyong-konyong terdengar suara letusan senjata diluar. Keadaan menjadi sunyi terdengar teriakan serbu, serbu dari luar.Delegasi Jepang segera meninggalkan sidang masuk ke ruangan Kempetai .Sementara delegasi Indonesia ditinggal begitu saja.
Mr Besar bersama rombongan meninggalkan markas Kempetai lewat pintu belakang.
Rakyat banyak menjadi korban mitraliur Jepang yang memberondong massa. Perundingan belum selesai dan gagal, yang ada hanya korban dan rakyat yang tak berdosa.Jepang Sakura yang ditawan para pemuda pun tak luput dari pembunuhan massa yang marah akibat kejadian yangtidak mereka inginkan.Rakyat lari cerai berai menyelamatkan diri dari sasaran tembakanJepang.Rakyat yang terluka banyak yang melarikan diri tapi tak kuat dan terjatuh di sekitar taman Pasar Ratu di depan markas Kempetai.Mereka yang luka dan dapat lolos dan keributan akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Kraton.
Tidak banyak diketahui korban dipihak Jepang,karena yang mati dan yang luka dapat dilarikan.Namun banyaknya darah yang menggenangi lantai tawanan Jepang menjadi saksi berapa banyak Jepang yang terbunuh. Sementara dipihak rakyat Pekalongan yang menjadi korban cukup banyak, yakni 37 orang meninggal dan 12 orang menjadi cacat. Berdasarkan laporan beberapa penulis dan pelaku sejarah ada kesimpangsiuran mengenai jumlah korban yang meninggal, meskipun hitungan yang cacat sama, yakni 12 orang.
Beberapa pendapat mengenai korban yang dapatdihimpun penulis antara lain :
1. Menurut buku Pengabdian Resimen XVII kepada bangsa dan negara, mencatat korban meninggal 35 orang dan mereka tergeletak selama 2 hari di halaman gedung Kempetai.
2. Menurut catatan DHC 45 Pekalongan dalam tulisannya yang berjudul, Perjuangan Pemuda Pekalongan mengusir Jepang di Pekalongan 3 Oktober 1945 menuliskan pahlawan yang gugur 36 orang, seorang meninggal di depan kantor Kempetai.
3. M. Syaichu dalam bukunya yang berjudul Sekilas perjalanan hidupku melaporkan bahwa korban dipihak pejuang sebanyak 32,tetapi ada yang mencatat 37 orang dan yang cacat 12 orang.
4. Dalam buku Pekalongan Kota Batik menuliskan tentang 35 Pahlawan gugur dalam pertempuran 3 Oktober 1945 korban tewas 35 orang, cacat 12 orang.
5. Menurut daftar nama pahlawan yang gugur melawan Kempetai Tanggal 3 Oktober 1945,dari paguyuban keluarga pahlawan 3 Oktober 1945 adalah :
1. Mi’an B. Dasim 17. Sidar
2. Ramlan B.Sirus 18. Bakri
3. N.Tjusiah binti Tjaman 19. Ridwan
4. Barkon 20. Tjardi
5. Salap 21. Amien
6. Hufron B. R. H. Agus 22. Muchani B. koetjit
7. Mijako B. Subali 23. Mustadji B. Saleh
8. Amat Baroch B. M. Patih 24. Moedidjat
9. Soedjati 25. Ibnu B. Sabu
10. Abdoel Latief 26. Tasiman
11. Abu 27. Amat B. Santi
12. Tjarjadi 28. M. Jahja B. Soetardjo
13. Tojib 29. Azin B. H. Ali
14. Rifai 30. Mailburi B. Denan
15. Ating 31. Sech B. MachmudAlidrus
16. Andang 32. Moenawir B Djauhari
33. Salim
34. Imam bin HAI
35. R. Soebagyo
36. Martono
37. M.Soemardi
Adapunyang cacat ada 12orangyakni :
1. M Soemekto 7.Rochmat
2. M Rahajoe 8.Said BinTarbi
3. MDjaelani Kanafi 9.RachmanFadhil BSaid
4. Damiri B Dasmin 10. Rasmadi B Kasmawi
5. Pari B Marsan 11.Rasto
6. Kadim B Sirus 12. Djaelani Radji
E. PENYELESAIAN AKHIR MASALAH
Setelah pertempuran yang tak seimbang terjadi, rakyat akhirnya bubar, sementara korban bergeletakan di sekitar markas Kempetai. Suasana sunyi.Dan hanya ada beberapa anggota Kempetai yang berjaga-jaga diluar markas dengan bayonet terhunus. Tokoh masyarakat,anggota delegasi berusaha mengatasi masalah dengan menghubungi ke Semarang, karena kawatir pihak Jepang akan membalas dendam terhadap masyarakat.Interlokal dengan B Suprapto diperoleh jawaban bahwa Semarang tidak dapat membantu, sebab Semarang sendiri keadaannya masih gawat.
Eks Daidancho H Iskandar Idris menghubungi Eks Daidancho Sudirman di Purwokerto per telpun mengenai kasus di Pekalongan, dan minta bantuan agar dapat menghubungi penguasa tentara Jepang untuk wilayah karesidenan Banyumas dan Pekalongan.Daidancho Sudirman menyetujui disanggupi dan akan memberitahukan kepada Pekalongan lebih lanjut.
Anggota Palang Merah Indonesia yang waktu itumasih embrio, seperti Dr Agus Muljadi, JJ Tupamahu, Dr IS Lisapaly, Dr Sunarjo Said, Dr Sumbaji menolong korban yang masih bergelimpangan di sekitar markas Kempetai.Pihak Jepang memperbolehkan sukarelawan yang mengurus korban pertempuran harus tenaga wanita dokter sendiri. Sukarelawan wanita yang aktif membantu antara lain Hardinar Mulyadi (Ny. Maryono,SH), dan Mary Soemakno (Istri mantan KAPOLRI Hugeng). Jenazah di semayamkan di Rumah Sakit Kraton sebentar, lalu dimakamkan.Makam ini sekarang bernama Taman Makam Pahlawan Rekso Negoro di desa Panjang.
Tanggal 5 Oktober 1945 diterima kabar dari Purwokerto bahwa penyelesaian berhasil dengan baik . Hubungan kantor Kempetai lewat telepon yang diblokir pihak republik, supaya dibuka kembali agar Butaicho penguasa militer Jepang untuk karesidenan Banyumas dan Pekalongan dapat langsung memberi perintah kepada satuan tentara Jepang di Pekalongan.
Hasil perundingan dari eks Daidancho Sudirman hampir memenuhi harapan rakyat Pekalongan, yakni :
1. Seluruh Bala Tentara Jepang dan Jepang sipil akan dijemput oleh Butaicho dari Purwokerto dan akan diangkut dengan truk ke Purwokerto.
2. Semua peralatan perang akan ditinggalkan dan diserahkan kepada eks Daidancho Pekalongan.
3. Pemerintahan dipindahkan kepada pejabat Indonesia secara geruisloos.(tanpa upacara dan tanpa timbang terima).
4. Tanggungjawab keamanan dan ketentraman menjadi tanggungjawab orang Indonesia.
5. Eks Daidancho Pekalongan supaya menjemput utusan Butaicho dari Purwokerto di Tegal. Perjalanan dan pulangnya mengangkut orang-orang Jepang jangan sampai terganggu atau ada provokasi dari pihak pemuda.
6. Penyerahan senjata tersebut butir 2, dilaksanakan setelah sampai di Tegal secara geruisloos.
Ketentuan-ketentuan itu akhirnya diterima rakyat Pekalongan dengan gembira dan pelaksanaannya berjalan dengan aman tertib dan lancar.
F. PENUTUP
Peristiwa 3 Oktober 1945 sudah 69 tahun berlalu,namun semangat perjuangan rakyat Pekalongan tak pernah padam.Dan untuk mengenang pengorbanan pikiran, tenaga serta jiwa dan raga para pejuang, maka dibekas markas Kempetai dibangun sebuah monumen untuk memperingati peritiwa 3 Oktober di Pekalongan, yang peresmiannya dilaksanakan Tanggal 20 Mei l964. Monumen perjuangan ini dipugar beberapa kali, dan akhirnya Tanggal 3 Oktober1983 oleh pemerintah daerah kodya Pekalongan dibuatkan monumen yang megah di depan bekas markas Kempetai yang dahulu bernama taman Kebon Rojo Pekalongan. Letak monument di Kebon Rojo karena daerah ini juga tempat terjadinya peristiwa yang herois tersebut.
Pemda Dati II Kodya Pekalongan pun telah membuat peraturan daerah No 5 tahun 1983 tentang Penetapan Tanggal 3 Oktober sebagai hari peringatan pertempuran di Pekalongan.
Dari sejarah pertempuran 3 Oktober 1945, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Peristiwa 3 Qktober 1945 di Pekalongan merupakan salah satu sejarah lokal bertema revolusi nasional yang terjadi di daerah Pekalongan.
2. Ternyata banyak tokoh-tokoh di Pekalongan yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaan.
3. Ternyata persatuan dan kesatuan masyarakat antara ulama,pemuda,KNID, PMI dan segenap rakyat sangat membantu perjuangan pengambilalihan kekuasaan ini, meskipun harus ditebus dengan nyawa 37 pahlawan dan raga yang cacat dan 12 pejuang.
Setelah meneliti dan membaca referensi tentangPeristiwa 3 Oktober 1945 di Pekalongan, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Situs sejarah berupa bekas markas Kempetai yang sekarang statusnya sudah menjadi Masjid Syuhada, serta situs lainnya seperti monument, rumah residen serta kantor residen agar tetap terpelihara dengan baik..
2. Hendaknya diadakan penelitian dan pengkajian yang serius sesuai dengan metode penulisan sejarah agar dapat menghasilkan tulisan yang menarik, ilmiah dan objektif.
3. Mengenalkan kepada generasi muda, khususnya pelajar di Pekalongan untuk mempelajari, membaca dan mendiskusikan peristiwa 3 Oktober 1945 lewat pelajaran sejarah atau forum temu siswa yang lain.
4. Pemerintah daerah agar memperhatikan kesejahteraan keluarga pahlawan 3 Oktober 1945 yang benar-benar perlu bantuan moral dan material.
5. Hendaknya diadakan temu tokoh peristiwa 3 Oktoberyang masih ada dengan keluarga korban peristiwa ini sehingga tercipta sambung rasa yang baik.
Akhirnya bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa para pahlawannya.Amien.
Powered By Blogger

BUKU TAMU

PROFILKU

Foto saya
Pekalongan, Jawa tengah, Indonesia

Yang mengunjungi Blog ini

CHATTING


ShoutMix chat widget

JAM BERAPA ?

KELUARGAKU

KELUARGAKU
Wisuda Statistik Terapan D3 MIPA UNNES

gubuk

gubuk
di depan rumah

wisuda UNNES

wisuda UNNES
Fakulta s MIPA Jurs Pendidikan Matematika

KAMUS INGGRIS-IINDONESIA

Bagaima isi puisiku ?

PENGIKUT

KOMENTAR