Jumat, 19 November 2010

Tagg dari Mega

Tentang Buku “30 Hari dalam CintaNya” DR.Dharmayuwati Pane,MA*

by Mega Vristian on Friday, November 19, 2010 at 12:11am

Tentang Buku “30 Hari dalam CintaNya” DR.Dharmayuwati Pane,MA*

Buruh Migran Indonesia (BMI) yang terdaftar secara legal mencapai kisaran 400.000 orang sejak tahun 1998. Pada tahun 2004 tercatat 388,688 orang yang mencari kerja di Luar Negeri dan lebih dari 80% adalah perempuan (Bank Dunia 2003/2004).Menurut berita jumlah ini lebih sedikit daripada jumlah mereka yang berangkat secara illegal. Mereka kebanyakan bekerja di sektor domestik sebagai PRT, penjaga bayi, penjaga orang jompo, juru masak dan juga pelayan toko dan pelayan restoran. Negara-negara yang dituju adalah daerah Asia-Pasifik dan Timur Tengah.Para BMI/TKI kebanyakan berasal dari Jawa Barat seperti Sukabumi, Cianjur,Indramayu, daerah Jawa tengah seperti Cilacap dan Wonosobo, Daerah Istimewa Yogyakarta seperti Kulon Progo, dari Jawa Timur seperti Malang, Kediri, Ponorogo dan dari Nusatenggara Timur dan Barat, Sulawesi Selatan dan Lampung. Latar pendidikan mereka rata-rata tidak tinggi, banyak yang tidak lulus SMP dengan usia berkisar antara 14-40 tahun dan mayoritas status Menikah/Bercerai. ( Data Bank Dunia 2003/2004).

Di Tanah Air kita banyak membaca berita-berita miring tentang BMI/TKI ini di media masa selain kualitas tidak memadai, juga banyak yang terlibat kasus hukum, menerima perlakuan yang tidak manusiawi, tidak diberi gaji sampai 4 bulan, Paspor ditahan, disiksa majikan dsb. Belum lagi di Indonesia sendiri mereka sering mendapat perlakuan diskriminatif layaknya warga kelas dua, sudah terasa sejak mendarat di Bandara Sukarno-hatta dengan adanya pemisahan tempat/ruang kedatangan khusus BMI/TKI.

Sebenarnya banyak orang di Indonesia yang tidak (mau) tahu, bahwa BMI/TKI itu adalah “pahlawan devisa” (Pernyataan Jumhur Hidayat sebagai Ketua BNP2TKI) yang melalui transfer uang kepada keluarga di daerah asal, sangat membantu perekonomian masyarakat setempat.

Dari tahun 1998-1999 tercatat sekitar US$ 1,2 Milyar devisa yang masuk ke Indonesia dan tahun 2001 sudah mencapai US$ 2 Milyar dan tahun 2005 meningkat menjadi US 2,5 Milyar. Dan dalam kenyataannya uang yang ditransfer para BMI/TKI ini jauh diatas angka yang terdata. (Data Bank Dunia 2003/2004). Ini hanya sedikit gambaran jasa para BMI/TKI bagi perekonomian di daerah asal mereka, dan sayangnya mereka belum mendapatkan perlakuan setimpal di Tanah Air.

Kehidupan Buruh Migran Indonesia (BMI) di Luar Negeri penuh dengan suka dan duka. Tujuan mendapatkan imbalan kerja yang lebih besar daripada di Tanah Air dan tidak adanya lapangan kerja , membuat BMI/TKI meninggalkan kampung halaman, sanak keluarga dan teman-teman yang telah dikenal lama dan pergi bekerja ke Luar Negeri. Kesulitan demi kesulitan harus dilalui, mulai dari masalah budaya, tradisi/kebiasaan masyarakat setempat, bahasa, cuaca dan terutama keyakinan/agama yang berbeda. Nah aspek perbedaan agama inilah yang disentuh para penulis buku “30 Hari dalam CintaNya”. Kebanyakan para Buruh Migran Indonesia (BMI) ini memeluk agama Islam dan salah satu ibadah terpenting adalah berpuasa selama bulan suci Ramadhan. Di Indonesia Islam menjadi agama para mayoritas dan di tempat mereka bekerja di Luar Negeri kebalikannya, mereka menjadi kelompok minoritas. Lika-liku di bulan Ramadhan dan suka-duka dalam 30 hari berpuasa dikemas dalam berbagai cerita pendek dengan bahasa sederhana yang mengalir, pemakaian tatabahasa dan ungkapan ynag mudah dicerna. 24 penulis dari berbagai latar belakang tergabung dalam kompilasi buku ini. Para mahasiswa kita yang mendapatkan beasiswa belajar di Luar Negeri seperti di Inggris dan Amerika juga ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan beberapa tulisan cerita pendek menyangkut kehidupan di kampus saat-saat bulan puasa. Kisah-kisah pendek dalam buku ini akan membuat kita tersenyum, terharu, prihatin dan sekaligus bersimpati.

Disamping kita mendapatkan gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia di Singapur, Malaysia, Hongkong,Taiwan, Korea, Inggris dan Amerika, kita juga dapat menangkap sinyal kegundahan dan kerinduan hati yang terpendam terhadap keluarga dan handai tolan di kampung halaman. Patut diacungi jempol usaha para Buruh Migran Indonesia/BMI dan para mahasiswa kita ini yang tetap berkarya dengan menulis puisi ataupun cerita pendek sebagai medium dalam mencurahkan isi hati dan pikiran mereka, walau kehidupan mereka di Luar Negeri tidaklah senikmat yang biasanya dibayangkan orang.Buku “30 Hari dalam CintaNYa” ini pantas untuk dibaca, agar kita bisa mengerti dan menyelami bagaimana susahnya kita melatih kesabaran dan penyesuaian diri sebagai kelompok minoritas beragama Islam dengan segala keterbatasannya, namun bisa mempererat hubungan kekeluargaan sesama masyarakat Indonesia di negeri orang.. Selain itu juga kita akan belajar dalam menerima perbedaan-perbedaan yang ada dengan lapang dada dan menunaikan ibadah puasa dengan baik tanpa harus merasa kesal dengan orang-orang non Muslim disana pada bulan suci Ramadahan. Dengan demikian bila nanti kembali ke Tanah Air, mereka akan mempunyai toleransi dan pengertian yang tinggi terhadap kaum minoritas , Non-Muslim di Indonesia, karena mereka mengalami sendiri di Luar Negeri betapa sulit hidup sebagai minoritas. Hal ini juga pernah saya alami ketika melalui bulan-bulan Ramadhan di Jerman Barat ketika saya melangsungkan studi disana.

Kegunaan membaca kompilasi ini tidak diragukan lagi dalam mengerti dan menyiasati bahwa perbedaan itu bukan penghalang untuk kita terus berkarya , hidup damai berdampingan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain tanpa memandang status sosial seseorang maupun agama yang dianut. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh damai dan cinta serta berpuasa itu merupakan ibadah yang mulia dalam meningkatkan keimanan kita. Ini dikelola dengan baik dalam kumpulan cerita pendek yang mengasyikkan. Saya sangat menikmati buku ini dan membiarkan diri saya hanyut dalam pelukan “CintaNya” selama 30 hari berpuasa..

Jakarta, 27 September 2010 .

-DR.Dharmayuwati Pane,MA*Pendidikan: Doktor (S3) bidang Education Technology, University Management, International Relations & German Literature dari JohannesGutenberg Universitaet, Mainz, Germany dan Gesamthochschule Kassel, 1989 .Penulis berbagai artikel tentang Pendidikan dan Perempuandan Pemerhati Anak dan Buruh Migran Perempuan.

--------------------------------------------------

Komentar Buku.

Ini menarik. sebuah referensi tentang kemampuna beadaptasi dan bertahan dalam lingkungan yang belum tentu diharapkan dengan ragam gaya yang bisa jadi tanpa rujukan namun sarat pemaknaan. Perpaduan antara rasa keakuan dan keterpencilan di tengah ramai lingkungan sekitar, di saat tertentu, justru menumbuhkan kebersamaan dan kesetiaan yang tiada tara. Membaca 30 Hari dalam Cintanya adalah meniti suara hati yang paling dalam dari para imigran yang hidup tercerabut dari akarnya. sebuah bacaan penuh makna.(Fanani, imigran juga dan Pemimpin Redaksi Tabloid Suara di Hong Kong)

--------------------------------------------

Buku 30 HDC, juga memuat karya tulis mamaku ( Mega Vristian), oleh-oleh yg sangat menarik bagiku, nenek,saudara-saudaraku dan juga para tetangga kami, dari sekian oleh-oleh yang kelak dibawa pulang. Kubayangkan kegembiraan ini juga akan dirasakan oleh kawan-kawan yang mamanya atau kakaknya ikut menulis di buku ini. Hanya ada satu kata untuk mama dan para penulisnya "HEBAT!" ( Bima, mahasiswa anak seorang TKW/BMI)

-----------------------------------------------

Kisah-kisah yang diangkat dari pengalaman menjalankan ibadah puasa di berbagai negeri orang ini menyajikan banyak hal berguna buat pembacanya; tentangan dan dukungan, ketidakpahaman dan kebijakan, konflik dan kompromi, keharuan dan kejenakaan. Semua tersaji sederhana namun apik serasi dalam pilihan kata. Sebuah buku yang sunggu bermanfaat untuk kita yang sering terlena dengan berbagai kemudahan di negeri mayoritas Muslim, yang sering abai dengan keutamaan-keutamaan bulan suci penuh keberkahan.( Iwan "Bung Kelinci" Sulistiawan,dosen & penulis).

----------------------------------------------

Membaca buku ini saya merasa menjadi bagian dari para penulis karena saya juga Imigran.Menjalani puasa di luar negeri? tentu lebih banyak dukanya atau cobaannya. Buku ini sangat baik untuk dibaca segala usia, kita jadi paham bagaimana kisah menjalankan ibadah puasa di berbagai negara. Salut untuk para penulis. ( Mia Kartika, aktivis BMI, mantan ketua KOTKIHO dan CMR di Hong Kong)

----------------------------------------------------

Buku ini menarik setidaknya karena dua hal. Pertama, mampu meneguhkan keyakinan ihwal kebesaran Islam. Hanya dengan setting Ramadan, pembaca ”sukses” digiring untuk ikut mencecap nikmat Allah swt yang diberikan di manapun dan dalam situasi apapun. Kedua, penulis cenderung memilih gaya feature dalam menuliskan pengalamannya. Feature punya kelebihan terkait kemampuannya dalam mendeskripsikan suasana secara rinci, ”hidup”, ”basah”, ”beraroma”, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa. (Nanang Junaedi, Pemimpin Redaksi Tabloid Apakabar Indonesia, Hong Kong).

------------------------------------------

Inilah karya yg membuktikan bahwa lintas negara di era globalisasi sama sekali bukan aral melintang. Untuk memadukan ruhiyah dalam satu keyakinan islam yg kaffah. Para penulis dari berbagai penjuru dunia mampu menyatukan dakwah bil qolam dalam mencari cahaya Ilahiah di bulan Ramadhan. Imaging! (Pipiet Senja, novelis Indonesiia, pendamping kaum BMI HK)

---------------------------------------------

Wah, ini luar biasa. Buku Pengalaman Perjalanan sudah banyak ditulis orang. Buku Pengalaman Haji sudah banyak ditulis orang. Buku Pengalaman Berpuasa di Negeri Orang juga sudah pernah ditulis. Tapi buku yang ditulis oleh para 'pengembara' di berbagai negara, tentu merupakan bacaan baru yang mengasyikkan. Uniknya lagi, buku 30 Hari dalam CintaNya ini merupakan kumpulan pengalaman-pengalaman puasa para imigran di berbagai negara yang masyarakat dan kulturnya tidak sama dengan mereka. Angkat topi untuk pemilik ide, para penulis, dan penerbit buku ini.(KH Mustofa Bisri (Gus Mus), ulama dan sastrawan )

------------------------------------------------------------------------

Aku sendiri merasakan bagaimana rasanya mencuri "ibadah". Di saat menjadi pekerja migran di Hong Kong. Serta bagaimana anak majikan takut melihat aku pakai mukenah saat sedang melakukan sholat. Coretan teman-teman dalam buku ini merupakan wakil kata dari hati jujur terdalam mereka. Saya percaya pada gerakan teman-teman yang terhalang. Dinding tak terlihat tapi terus berusaha menampilkan diri dengan karya. Dengan bahasa sederhana penulis-penulis dalam buku ini berusaha melukis sejarah melalui jemari mereka. (Maria Bo Niok, Penulis novel "Mukenah dan Sajadah Untuk Soya")

---------------------------------------------------------

Ada banyak hal unik ketika kita menjalani Ramadhan di negara asing. Buku ini menyatukan berbagai pengalaman unik para imigran. Unik, mengharukan, menarik dan sangat bersahaja. REkomended banget untuk dibaca dan tentu saja menjadi koleksi berharga di ruang baca kita.(Akhi Dirman Al-amin.Novelis & Trainer Kepenulisan).

------------------------------------------------------------------

Desain sampul Hary Prast
Editor : Kuswinarto, Indira Margareta dan Mega Vristian.
Penerbit Dragon Famili Publisher.
Harga buku HK$ 70, hasil buku untuk membuat buku karya BMI/ Imigran lagi dan untuk Amal Shelter BMI/ Bencana Alam
Powered By Blogger

BUKU TAMU

PROFILKU

Foto saya
Pekalongan, Jawa tengah, Indonesia

Yang mengunjungi Blog ini

CHATTING


ShoutMix chat widget

JAM BERAPA ?

KELUARGAKU

KELUARGAKU
Wisuda Statistik Terapan D3 MIPA UNNES

gubuk

gubuk
di depan rumah

wisuda UNNES

wisuda UNNES
Fakulta s MIPA Jurs Pendidikan Matematika

KAMUS INGGRIS-IINDONESIA

Bagaima isi puisiku ?

PENGIKUT

KOMENTAR