Senin, 07 September 2009

Seminar Internasional

INTERNATIONAL SEMINAR

TRADITIONAL PERFORMING ART

UNDER CULTURAL CHANGE:

Comparative Study of Asian Countries

Latar Belakang

Seni pertunjukan tradisional baik musik, tari, teater, maupun seni resitasi berperan penting dalam kehidupan setiap masyarakat. Khususnya dalam masyarakat di negara- negara Asia, seni pertunjukan tradisional bukan hanya berfungsi sebagai sarana hiburan pribadi dan tontonan, tetapi juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari ritual. Sebagai contoh di Indonesia wayang kulit purwa digunakan pula untuk kepentingan ruwatan. Demikian halnya dengan negara-negara lain, seperti di Vietnam hat ceo yang merupakan gabungan dari seni tari, nyayian, dan lawak digunakan untuk ritual pertanian; di Thailand tari jatri digunakan untuk ritual animistis ; dan di Myanmar tari nat pwe ditujukan untuk pemujaan ruh.

Seni pertunjukan tradisional dipengaruhi oleh dinamika masyarakat pendukungnya. Pengerukan kekayaan yang dilakukan Eropa melalui kolonisasi atas bangsa-bangsa Asia, misalnya ,telah menyebabkan kemerosotan ekonomi yang berdampak pula pada kemunduran seni pertunjukan tradisional. Namun demikian , di sisi lain , kondisi itu juga mempengarui perluasan fungsi seni pertunjukan tradisional sebagai media untuk membangkitkan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial. Pada masa selanjutnya , seiring dengan penyebaran komunisme pada dekade 1960-an , seni pertunjukan tradisional juga digunakan sebagai media propaganda untuk menarik dukungan massa.

Dewasa ini masyarakat khususnya di negara- negara dunia ke-3 di Asia sedang memasuki transformasi sosial tahap lanjut yang ditandai dengan ekspansi pasar dan penyatuan ke dalam tatanan global. Dalam kondisi itu pasar menempati posisi sentral dan dijadikan acuan dalam pembentukan nilai-nilai dan orientasi hidup . dalam konteks itu , seni pertunjukan tradisional mengalami perubahan . Seni pertunjukan tradisional cenderung mengarah pada pemenuhan selera pasar , menjadi seni komersial yang lebih berfungsisebagai tontonan.

Sudah barang tentu berkembang seni pertunjukan tradisional yang terjadi di berbagai negara di Asia itu tidak berjalan dalam garis yang sama, baik akibat perbedaan dinamika internal maupun perbedaan kedalam pengaruh globalisasi. Dalam seminar ini akan dibahas tentang seni pertunjukan tradisional di Korea , Myanmar, Thailand, Jepang, dan indonesia dalam konteks perubahan budaya.

Tujuan

  • Mendisemisasikan hasil hasil kajian tentang seni pertunjukan tradisional di beberapa negara Asia, khususnya tentang hubungan antara perubahan sosial terhadap perkembangan seni pertunjukan tradisional.
  • Menggali gagasan-gagasan segar untuk mendorong tumbuhnya kajian perbandingan seni seni pertunjukan tradisional di negara-negara Asia.

Pembicara

  1. Prof. MATSUMOTO Seiichi, Guru besar pada Universitas Tokyo Jepang, ahli Korea.
  2. Prof. Dr. ISHII Takanori, Guru besar pada Universitas Tokyo Jepang, ahli Myanmar.
  3. Prof. INOUE Seiji, Guru besar Emeritus pada Universitas Hiroshima.
  4. Drs. Dhanang Respati Puguh, M. Hum.,dosen pada Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
  5. Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, M. Hum., Guru besar pada Institut Seni Indonesia, Surakarta.

Peserta

Seminar akan diikuti oleh para seniman , guru kesenian, guru IPS, guru Sejarah , dosen seni budaya, sejarawan , pejabat pemerintah, dan lain-lain. Peserta berjumlah 100 orang.

Itulah brosur Seminar Internasional dari Panitia Seminar TRADITIONAL PERFORMING ART UNDER CULTURAL CHANGE:Comparative Study of Asian Countries yang dilaksanakan oleh Pusat Studi AsiaFakultas Ilmu Budaya UNDIP Pada Tanggal 6 Agustus 2009 di Kampus Pasca Sarjana UNDIP.

Paparann

  • Prof. MATSUMOTO Seiichi, Guru besar pada Universitas Tokyo Jepang, ahli Korea.membahas perubahan pedesaan dan Festival di Korea Selatan.
  • Prof. Dr. ISHII Takanori, Guru besar pada Universitas Tokyo Jepang, ahli Myanmar., membahas Perubahan Budaza Chinlon Olah Raga Tradicional di Myanmar.
  • Prof. INOUE Seiji, Guru besar Emeritus pada Universitas Hiroshima. Beliau membahas Transformasi Festival Air ( Songkran ) di Thailand dan Mengelap ( Membersihkan Rumah ) di Jepang

Untuk Ketiga Profesor dari Jepang ini Moderatornya Prof. Ir Eko Budiharjo, M sc. Sedangkan Dr Agus Maladi Irianto, MA menjadi moderador untuk pembicara :

  • Drs. Dhanang Respati Puguh, M. Hum.,dosen pada Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, yang membahas masalah Dari Pakeliran Adiluhung Ke Pakeliran Glamour Spektakuler : Pertunjkan wayang kulit Purwo Gaya Surakarta dalam perubahan Budaya.
  • Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, M. Hum., Guru besar pada Institut Seni Indonesia, Surakarta, memaparkan tentang Gladen Dalam Seni Pertunjukan Tari Tradusional Jawa..

Menariknya Seminar ini menggunakan tiga bahasa yakni, Inggris, Jepang dan Indonesia.Untuk mengisi pergantian pembicara ketiga dan ke empat, ditampilkan pagelaran tari dengan mengambil penggalan tari Mustakaweni dan Srikandi dari mahasiswi ISI Surakarta.Sebagai ketua MGMP Sejarah SMA Kab. Batang saya di undang untuk mengikuti acara seminar ini mewakili guru Sejarah SMA di Batang merasa senang dan banyak mendapatkan manfaat walau berakhir sampai sore dan banyak pesertanya yang berasal dari luar Semarang namun tetap antusias mengikuti sampai selesai. Salut untuk jurusan sejarah UNDIP.( Sumber Brsur dan bahan seminar ).

Powered By Blogger

BUKU TAMU

PROFILKU

Foto saya
Pekalongan, Jawa tengah, Indonesia

Yang mengunjungi Blog ini

CHATTING


ShoutMix chat widget

JAM BERAPA ?

KELUARGAKU

KELUARGAKU
Wisuda Statistik Terapan D3 MIPA UNNES

gubuk

gubuk
di depan rumah

wisuda UNNES

wisuda UNNES
Fakulta s MIPA Jurs Pendidikan Matematika

KAMUS INGGRIS-IINDONESIA

Bagaima isi puisiku ?

PENGIKUT

KOMENTAR