Patung Ganesha di Batang
KASUS pencurian, perusakan dan perdagangan arca kerap terjadi di berbagai daerah, termasuk Batang. Beberapa kali terjadi penggelapan aset-aset purbakala. Arca Ganesha di Desa Rejosari, kecamatan Tersono jadi sasaran pencurian. Kemudian, arca Ganesha di Desa Silurah, kecamatan Wonotunggal, beberapa kali hendak dicuri, untung bisa digagalkan. Sebagian kepala arca juga dipenggal. Dan bisa jadi, kejahilan serupa di masa-masa mendatang akan terulang lagi.
Fakta di atas merupakan preseden buruk bagi dunia kepurbakalaan, sekaligus cermin rendahnya penghargaan masyarakat terhadap benda-benda cagar budaya.
Upaya pemerintah melindungi aset-aset purbakala lewat perangkat Undang-Undang tampaknya belum cukup ampuh untuk meredam kasus-kasus pencurian. Masyarakat masih menganggap arca-arca peninggalan jaman purba, sama dengan batu-batu biasa yang bisa dijual seenaknya.
Bicara tentang soal pencurian Ganesha, tampaknya terjadi paradoks yang menggelikan. Kita tahu, Ganesha menyimpan nilai filosofi yang mendalam. Dalam sejarahnya, arca ini menyimpan nilai-nilai kearifan dan dibuat sebagai simbol ilmu pengetahuan. Patung Ganesha antara lain digambarkan sedang menyerap otak, dimana otak merupakan sumber kesadaran dan alat penting untuk menyerap ilmu pengetahuan.
Ini merupakan pesan penting, bahwa hanya dengan pengetahuan yang tinggi manusia bisa menjunjung martabatnya. Maka sungguh ironis jika filosofi tersebut diacak-acak sendiri oleh oknum pencuri dan perusak Ganesha. Orang yang mencuri Ganesha sejatinya telah menelanjangi diri-sendiri dengan sikapnya yang bodoh dan kering ilmu pengetahuan.
Sarana komunikasi sejarah, musik dan sastra serta sosiologi ============================= CP:bambangindri@gmail.com indriyantob@yahoo.co.id Facebook: Bambang Indriyanto
Rabu, 07 Januari 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
BUKU TAMU

Sorry, but the guestbook service you are trying to access has been deleted.
If you would like to register your own free embeddable guestbook, please click here.